Rabu, 28 Januari 2009

HIV/AIDS (ODHA)

KASUS HIV/AIDS (ODHA)
(Diderita anak dibawah umur bernama Bunga)
Disusun oleh : Masrizal


Pendahuluan
Sebagaimana diketahui bahwa masalah sosial adalah kondisi yang tidak diharapkan. Oleh karena dianggap dapat merugikan kehidupan sosial atau dianggap bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati. Untuk mengetahui keberadaan masalah sosial dalam kehidupan masyarakat diperlukan identifikasi, diagnosis dan treatment (Soetomo: 2008). Identifikasi merupakan langkah awal sebelum melakukan diagnosis dan treatment untuk menentukan masalah sosial. Dalam identifikasi masalah sosial ada dua sumber pendekatan. Yakni pendekatan individu dan pendekatan sistem. Eitzen membedakan ada dua pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach. Dalam pendekatan individual masalah sosial atau kondisi yang dianggap bermasalah lebih dilihat pada level individu sebagai warga masyarakat. Sedangkan pada pendekatan sistem, yang dianggap bermasalah bukan perilaku orang perorang sebagai individu, tetapi masyarakat sebagai totalitas, masyarakat sebagai sistem. Sebagai kondisi yang tidak diharapkan pada umumnya masyarakat merasa perlu upaya perubahan, perbaikan bahkan pemecahan masalah. Dalam makalah ini kasus yang diangkat adalah tentang kasus HIV/AIDS yang dihadapi oleh seorang anak dibawah umur (4 tahun) yang bernama Bunga.

Dilema Kebijakan Sosial

DILEMA KEBIJAKAN SOSIAL
(Oleh: Masrizal *)

Kebijakan sosial yang ditujukan untuk membangun kesejahteraan sosial masyarakat, seringkali dihadapkan kepada dilema etis. Salah satu dilema, muncul ketika distribusi kesejahteraan harus dilakukan secara luas, padahal sumber yang tersedia sangat terbatas. Kesejahteraan tidak didistribusikan secara merata berarti melanggar kewajiban, sebaliknya mendistribusikan kesejahteraan secara merata tidak bisa dilakukan secara maksimal karena adanya sumber yang terbatas.
Dilema seperti ini sering terjadi di mana saja, terutama bagi negara-negara berkembang yang masyarakatnya belum mencapai tingkat kesejahteraan secara memadai. Indonesia adalah salah satu contohnya. Sayangnya, dilema tersebut tampaknya juga dialami oleh bangsa Indonesia seperti ditunjukkan dalam anggaran sosial tahun 2009.

Seputar kemiskinan di negara Indonesia

PENDAHULUAN

A. Latar belakang .
Penanganan masalah sosial yang dilakukan secara bersama dilandasi pada adanya komitmen‑komitmen dunia/global, regional dan komitmen nasional. Indonesia sebagai negara yang tentunya merupakan bagian dari sistim global secara bertahap telah melakukan berbagai upaya dalam mengimplementasikan komitmen dimaksud, hal ini didasari atas komitmen nasional yang mendasar, sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 27 dan 34 yang inti pokoknya adalah setiap warga negara berhak untuk memperoleh penghidupan yang layak dan berhak untuk memperoleh kesejahteraan . Dengan demikian pernbangunan ekonomi merupakan suatu bagian mencapai kesejahteraan bagi semua warga negara.

kemiskinan di indonesia

KEMISKINAN DI INDONESIA

Latar belakang masalah
Masalah sosial adalah fenomena yang selalu muncul dalam kehidupan masyarakat. Kemiskinan adalah fenomena yang sangat urgen bagi Negara Indonesia. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga macam konsep kemiskinan: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan subyektif. (Sunyoto Usman: 2006). Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin relatif dirumuskan berdasarkan the idea of relative standard, yaitu dengan memperhatikan dimensi tempat dan waktu. Asumsinya adalah kemiskinan suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya dan kemiskinan pada waktu tertentu berbeda dengan waktu lainnya.